ivacwicha-header

6 Faktor Penyebab Emosi dalam Mendidik Anak

Konten [Tampil]

Ada banyak faktor penyebab emosi yang membuat seseorang mudah marah hingga meledak-ledak karena hal yang sepele. Emosi yang bergejolak di dalam diri memanglah sulit dkendalikan. Apalagi ketika terjadi sesuatu hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Terutama saat membersamai anak.

Mudah marah ke anak karena hal sepele memang seringkali terjadi tanpa kita sadari. Padahal marah atau teriak ke anak sangat memiliki dampak yang buruk bagi psikologi anak. Sebagai orang tua pasti tidak ingin kan anak tumbuh dengan luka di dalam hati dan jiwanya? Oleh karena itu wajib untuk kita ketahui berbagai faktor penyebab emosi, sehingga lebih mudah untuk kita mengendalikan emosi.

Emosi merupakan hal alamiah yang bisa muncul pada diri seseorang. Meski hal yang wajar, tapi bukan berarti bisa diluapkan begitu saja sesuka hati. Terutama sebagai orang tua yang bersikap di depan anak-anaknya. Orang tua adalah teladan nyata bagi anak, maka perlu pengelolaan emosi yang baik agar bisa memberikan contoh yang baik pula. 

Emosi yang seringkali diekspresikan dengan rasa marah atau kesal memanglah yang paling sulit dikendalikan. Banyak hal yang bisa menjadi pemicu amarah dalam diri seseorang. Perasaan emosi dalam diri yang diekspresikan mulai dari diam menarik diri, berteriak, mengumpat, bahkan menggertak bicara kasar atau pun mengancam. Tak sedikit pula hingga berupa tindakan seperti melempar atau merusak barang, bahkan memukul orang. 

Pasti kita semua tidak mau kan anak-anak mendapati perlakuan atau korban amarah seseorang. Namun terkadang justru kita orang tuanya sendiri yang dengan sadar (atau pun tidak) melakukan hal-hal yang demikian ke anak-anak kita. Naudzubillah, semoga kita semua dijauhkan dari sikap dan perbuatan yang demikan yaa.

Seperti pepatah bilang, lebih baik menghindari daripada mengobati bukan? Yuks perlu kita ketahui sebenarnya kenapa sih kita mudah sekali meluapkan emosi ke anak-anak kita. Sejenak kita introspeksi diri dan menyadari betul-betul bahwa anak-anak kita ini hanyalah titipan-Nya. Sudah sepatutnya untuk kita jaga dan sayangi, kita arahkan dan luruskan kesalahan anak dengan cara yang patut dan semestinya.

6 Faktor Penyebab Emosi Mudah Meledak-ledak

1. Kurangnya iman

Percaya tidak kalau tingkat keimanan seseorang berpengaruh pada kondisi jiwanya? Aku sih percaya dan yakin 1000%. Berdasarkan pengalaman pribadi, saat sedang futur dan kufur hati terasa tidak nyaman dan uring-uringan. Maka dari itu, kondisi hati dalam keimanan sangat perlu diperhatikan dan dijaga keistiqomahannya.

Saat ibadah mulai menurun, kondisi hati menjadi kering bagaikan daun kering yang mudah tersulut api. Banyak cara untuk meningkatkan iman dari para Ustadz atau pun dari buku yang bisa kita praktikkan. Dengan iman yang kuat, kita akan merasa lebih tenang dan juga merasa diawasi oleh Allah. 

Dengan demikian kita pun tidak akan berani meluapkan emosi ke anak dengan mudahnya. Dengan iman, sikap dan perbuatan pun akan lebih terjaga. Semoga kita selalu dimudahkan dalam mendidik anak dan ingat bahwa kelak cara dan sikap kita dalam membersamai anak akan diminta pertanggungjawaban di hari akhir.

2. Punya innerchild

Masalah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah tentang luka masa lalu yang pernah dialami sewaktu kecil. Perlakuan atau pun cara mendidik dari orang tua kita terdahulu secara tidak langsung membentuk karakter diri kita. Jika orang tua masih menerapkan pola mengasuh yang salah, maka akan meninggalkan luka secara sadar atau pun tidak.

Namun bukan berarti kita bebas menyalahkan orang tua dan menurunkan pola asuh yang salah tersebut ke anak-anak kita ya. Lebih baik memaafkan kesalahan mereka dan mencoba melupakan meskipun (sulit) secara perlahan. Karena memang tak mudah menyembuhkan innerchild dalam diri seseorang, apalagi yang mengalami trauma tindak kekerasan.

Oleh karena itu innerchild baiknya memang segera diobati, baik dengan penyembuhan mandiri dengan cara di atas. Pun tak ada salahnya jika memang perlu bantuan ahli psikologi. Jangan sampai rantai pola pengasuhan yang salah terus turun temurun ke anak-anak kita karena luka lama diri kita yang tidak terobati.

3. Gangguan kesehatan

Salah satu faktor lain penyebab emosi mudah muncul adalah adanya masalah kesehatan. Seseorang yang memiliki riwayat penyakit seperti darah tinggi, memang lebih mudah emosi dibandingkan orang lain yang sehat. Masalah emosional ini juga bisa terjadi akibat interaksi obat yang dikonsumsi secara bersamaan sekaligus. 

Oleh karena itu, ada baiknya untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan melakukan pengecekan kesehatan tubuh secara rutin. Jika memang sudah diketahui memiliki penyakit atau gangguan kesehatan yang mengakibatkan emosi lebih mudah terpancing. Maka lebih mudah untuk diri menjaga kesehatan dan menerapkan gaya hidup sehat agar penyakit tersebut tidak mudah kambuh dan menyebabkan menjadi mudah marah.

4. Beban hidup

Tuntutan pekerjaan dan sulitnya masalah keuangan tak jarang membuat seseorang merasa stress. Beban hidup yang berat membuat seseorang menjadi lebih sensitif dan mudah marah. Tak sedikit pula, masalah pekerjaan orang tua dibawa pulang ke rumah dan anak-anak pun menjadi tempat pelampisannya.

Sebagai orang tua yang bijak, harusnya bisa memisahkan masalah pekerjaan ketika sudah di rumah. Pun sebagai Ibu Rumah Tangga dengan kesibukan harian di rumah. Pasti sering merasa bosan dan kelelahan dengan begitu banyak tugas domestik dan juga mengurus anak. Jika sudah merasa lelah baiknya rehat sejenak dan meminta bantuan suami.

Meski suami istri memiliki hak dan kewajiban masing-masing, sebagai partner rumah tangga sangat disarankan untuk saling meringankan tugas. Jika sebagai pasangan bisa berbagi tugas dengan apik, maka emosi pun akan terminimalisir dengan sendirinya. 

5. Kurang kasih sayang dan perhatian

Seseorang akan lebih mudah emosi ketika dirinya kekurangan kasih sayang dan perhatian. Sebaliknya, jika seseorang sudah terpenuhi perhatian dan juga kasih sayangnya maka pengelolaan emosinya pun menjadi lebih baik. hati yang dipenuhi cinta dan sayang, maka yang keluar dari dirinya pun kelembutan dan kehangatan.

Tapi bagaimana mau berbagi kasih sayang, diri sendiri saja kurang diperhatikan dan disayang sama suami? Eitttsss, perlu dingat dan diluruskan kembali yaa, bahwa jangan berharap pada manusia karena nanti hanya kecewa yang didapat. 

Berharap lah pada Allah Sang Pemilik Hati suami kita, dijamin ga akan kecewa. Plus, kita pun harus sadar betul bahwa Allah menyanyangi setiap umatnya melebih siapa pun termasuk diri kita. Jadi jangan pernah merasa haus kasih sayang maupun perhatian!

6. Kurang sinar matahari dan olahraga

Terakhir, jangan lupa untum koreksi bagaimana kita menjaga kesehatan tubuh yang Allah titipkan pada kita. Tubuh yang kurang diolah dan terkena sinar matahari menjadi tidak sehat dan mempengaruhi kesehatan tubuh.

Jika tubuh tidak sehat, maka akan membuat pikiran menjadi kurang sehat. Alhasil jadi mager beraktivitas dan melakukan sesuatu yang bermanfaat. Ketika anak melakukan sesuatu yang menggangu maka tak jarang menyulut amarah kita.

Nah, setelah mengetahui faktor-faktor penyebab emosi di atas, kira-kira yang mana nih yang menjadi penyebab nomor satu amarah mudah meluap begitu saja?

Yuks segera perbaiki diri! Tentunya juga dibutuhkan kesabaran ekstra dalam membersamai dan mendidik anak. Jangan pernah merasa kesal terhadap "ulah" anak-anak yang terkesan tidak menurut. 

Justru kita harus bersyukur anak-anak bisa tumbuh dengan aktif, karena itu tanda badan mereka sehat. Bayangkan dengan para orang tua lain yang diberi ujian dengan memiliki ABK (anak berkebutuhan khusus) Pastilah kesabaran kita tidak seberapa dengan mereka.

Tinggalkan membaca kisah-kisah novel remaja, saatnya kita mulai baca buku-buku yang bisa memperdalam ilmu kita, baik dalam parenting atau pun ilmu yang menambah keimanan kita. Semoga kita semua diberi kemudahan dalam memperbaiki diri, sehingga faktor penyebab emosi di atas tidak ada lagi di dalam pribadi kita semua. 


Iva C Wicha
Parenting Enthusiast, Happy to share #FunLearning idea for Kids on my Instagram, Email: ivacwicha@gmail.com

Related Posts

1 komentar

  1. Aku termasuk yang masih mudah marah, nih. Terima kasih ya sudah mengingatkan

    BalasHapus

Posting Komentar