ivacwicha-header

Mengenali Kecerdasan Anak dengan Bermain

7 komentar
Konten [Tampil]

Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas. Mengenali kecerdasan anak dengan bermain bersama bisa dilakukan setiap hari. Tapi perlu diingat ya, kecerdasan bukan hanya kecerdasan dalam bidang akademik saja. Masih banyak kecerdasan dalam bidang lain yang mungkin dimiliki sang anak.

Masih menjadi fenomena, bahwa prestasi di sekolah adalah primadona yang diharapkan oleh orang tua. Padahal tidak semua anak dititipkan kecerdasan di bidang tersebut. Ada anak yang mungkin biasa-biasa saja dalam hal akademik, tapi mempunyai imajinasi dan kreatifitas yang tinggi dalam menghasilkan karya seni. Sebagian ada juga anak yang jago dalam bidang olahraga.
mengenali kecerdasan dengan bermain

Perlu diingat, setiap anak itu unik dan mempunyai keahlian masing-masing yang tidak bisa disamaratakan. Tugas sebagai orang tua lah yang harus aktif mengenali minat dan kemampuan anak di bidang apa. Dengan demikian kita bisa lebih tepat dalam mengarahkan minat dan bakatnya tersebut.

Sebelum kita membahas lebih jauh, harus kita ketahui dulu ada banyak jenis kecerdasan yang bisa dimiliki anak. Baik secara bersamaan atau pun hanya menonjol pada satu bidang saja.

Jenis Kecerdasan (Multiple Inteligences 8+1 Types) 

Kecerdasan anak bersifat majemuk dan tidak bisa dilihat secara tunggal. Dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang pakar psikologi dari Amerika Serikat bahwa kecerdasan mencakup banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari.

Ada 9 bentuk kecerdasan yang juga disebut Multiple Intellegence.

1. Kecerdasan Linguistik atau Bahasa

Kemampuan dalam mengolah kata dan tata bahasa. Dimana kemampuan dalam mengolah ide dan informasi dalam sebuah tulisan. Anak dengan kemampuan ini akan tertarik dengan hal yang berkaitan dengan ekspresi verbal, menulis, bercerita, dan berbicara banyak hal.

2. Kecerdasan Logis Matematis

Kemampuan dalam berpikir logis dan memahami sebab akibat. Selain itu, ada ketertarikan dengan angka serta mampu menangkap dan mengolah informasi dengan cepat. Anak yang memiliki kecerdasan logis matematis akan lebih tertarik dengan permainan yang membutuhkan strategi dan juga berkaitan dengan berhitung angka.

3. Kecerdasan Visual Spasial

Kemampuan dalam mengenali objek dalam bentuk pola atau gambar. Kemampuan dalam berpikir secara kreatif, dimana apa yang dilihat dapat divisualisasi dalam tiga dimensi. Umumnya anak suka menggambar, mudah mengerti arah, dan membangun bentuk dari balok.

4. Kecerdasan Kinestetik

Kemampuan dalam mengorganisasikan antara pikiran dan gerak tubuh dengan baik. Berupa keterampilan fisik dalam menguasai gerakan dalam bidang olaharaga. Anak dengan kemampuan ini akan suka bermain yang banyak mengolah motorik kasarnya seperti berlari, melompat, menari dan menirukan gerakan tubuh. 

5. Kecerdasan Naturalis

Kemampuan dimana lebih peka terhadap alam, lingkungan, hewan, tumbuhan dan luar angkasa. Anak dengan kecerdasan naturalis akan lebih mudah berinteraksi dengan hewan yang ada disekitarnya atau sangat tertarik mempelajari tumbuh-tumbuhan di sekitar.

6. Kecerdaasan Interpersonal

Kemampuan dalam merasakan apa yang dirasakan orang lain dan paham apa yang dilakukan untuk orang tersebut. Selain itu anak mudah bergaul dan berinteraksi dengan orang lain meski baru mengenalnya.

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kemampuan dalam menganilisis hubungan sebab akibat dengan cepat dan tepat. Anak mampu memahami dirinya sendiri secara emosional. Dimana anak mampu menyatakan atau mengutarakan apa yang dirasakan, apa yang disukai dan apa yang tidak disukainya.

8. Kecerdasan Musikal

Kemampuan dalam mempelajari ritme dan nada suara. Ketertarikan dan kepekaan yang tinggi terhadap irama dan lagu. Umumnya anak akan lebih suka bernyanyi dengan nada yang tepat dan pandai memainkan musik.

9. Kecerdasan Moral (Eksistensial)

Kemampuan dalam memahami tuntutan lingkungan dan berperilaku dalam masyarakat. Ketertarikan dan kepekaan terhadap norma sosial. Anak akan tertarik dengan hubungan dalam lingkungan di sekitarnya dan mudah menangkap pesan moral dalam suatu cerita.

Cukup beragam ya jenis kecerdasan dalam diri tiap manusia, terkhusus dalam hal ini alam diri seorang anak. 
Sudah mulai terbayang anak kita memiliki kemampuan lebih di bidang apa? 

Untuk mengetahui hal tersebut kita harus melakukan observasi dalam kegiatan sehari-hari si Kecil. Jujur saja, saya pun membutuhkan waktu yang tidak singkat. Jika perlu catat apa-apa yang paling diminati si Kecil dan bagaimana responnya dalam mempelajari hal baru. Dalam sebuah seminar Bersama Ibu Elly Risman, seorang psikolog senior yang juga aktif dalam pendidikan anak usia dini. Beliau menyampaikan ada 6 aspek yang perlu dibangun dalam diri seorang anak.

Konsep Diri yang perlu Dibangun

konsep diri anak

Jangan merasa aneh dengan poin terakhir ya, karena edukasi seks atau tarbiyah jinsiyah dalam Islam pun wajib dikenalkan sejak anak usia dini. Tentunya dengan cara dan tahapan yang sesuai.

Lalu yang terpenting dalam membangun konsep diri dan mengetahui kecerdasan anak. Jangan lupakan elemen dasar dalam diri manusia, yaitu hati atau perasaan si Kecil. Bangun koneksi antara ibu dan anak untuk mengisi tangki cintanya, khususnya di 6 tahun pertama usia si Kecil. 

Sejak dalam kandungan hingga usia anak 6 tahun, sel dalam otak anak berkembang secara pesat. Jadi sudah seharusnya kita memberikan input berupa perhatian, interaksi, dan stimulasi dengan berbagai kegiatan yang mampu merangsang saraf-saraf otak tersebut. 

BERMAIN BERSAMA UNTUK MENGENALI KECERDASAN ANAK


Bermain bersama anak adalah salah satu cara jitu untuk kita mengenali kecerdasan yang dimiliki anak. Dengan cara memberikan berbagai macam permainan yang menstimulasi berbagai aspek dalam diri anak. Selain itu, bermain bersama mampu membangun bonding yang kuat antara ibu dan anak. Tidak perlu waktu seharian penuh, cukup minimal 30 menit per hari tapi kita benar-benar fokus membersamai anak bermain tanpa distraksi apapun. 
mengenali kecerdasan dengan bermain

Persiapan untuk kegiatan bermain yang bermakna, untuk menumbuhkan dan mengenali kecerdasan anak.
1. Membangun mindset bermain adalah belajar yang menyenangkan
2. Memahami tahapan dalam merancang kegiatan bermain
3. Menentukan tujuan dan goals yang ingin dicapai
4. Ikuti minat dan gaya belajar anak
5. Lakukan evaluasi dari kegiatan bermain bersama anak

Dengan jadwal yang teratur dan keberagaman ide bermain untuk si Kecil, maka akan memudahkan kita untuk menemukan dan mengenali kecerdasan anak yang paling menonjol pada si Kecil. Dengan demikian kita jadi lebih mudah untuk memfasilitasi minat dan bakat anak tersebut dengan cara yang lebih tepat.
Iva C Wicha
Parenting Enthusiast, Happy to share #FunLearning idea for Kids on my Instagram, Email: ivacwicha@gmail.com

Related Posts

7 komentar

  1. Masya Allah akuoun suka bermain sama anakku dalam rangka mengenali bakat anak.

    Betul sekali koneksi hati ya dan fokus saat memebrsamai anak aku dulu ada jurnalnya juga makin ke sini si dik makin aktif uey jadi agak kewalahan

    BalasHapus
  2. bener banget Mom, dengan mengamati tingkah laku anak dan percaya pada apa pun bakat anak, juga bisa membantu mengembangkan bakat bawaannya, semoga para orang tua saat ini lebih terbuka ya untuk memahami bahwa setiap anak itu berhasil dengan caranya masing-masing dan punya bakat masing-masing :D
    semangat dan sehat selalu Mom Iva untuk inspirasi edukasi parentingnya :D

    BalasHapus
  3. Banyak yang terlewat di masa kecil anak-anak Bunda. Andai bisa mundur, bisa nih jadi rujukan...

    BalasHapus
  4. Bener banget nih mba, kecerdasan tuh nggak melulu akademik. Siapa tau anak lebih cerdas dibidang lain. Semoga nanti nggak jadi orang tua yang suka membandingkan soal kecerdasan ini :)

    BalasHapus
  5. MasyaAllah.. tulisannya mengingatkan kembali bahwa PR orangtua itu banyak sekali ya Mba.. membantu anak menggali kecerdasan yang sesuai dengan dirinya termasuk di dalamnya. Semoga kita bisa istiqomah terus membersamai mereka membangun kecerdasannya ya Mba.

    BalasHapus
  6. Nah iya ya, masih banyak kok yang pola pikir orang tua yang mengagungkan angka-angka tinggi di raport. Makanya aku setuju saat kurikumnya berganti tanpa ada nilai, sumpah itu beban bangey.. Apalagi kalau ortunyabsuka ngebandingin, kasian di anaknya.

    BalasHapus
  7. Bahkan, saya pun masih sering nanya, berapa nilai matematika. Seakan2 matematika adalah standar kecerdasan anak

    BalasHapus

Posting Komentar