ivacwicha-header

4 Peran Wanita dalam Islam

Konten [Tampil]
Wanita adalah tiang agama. Pasti sudah tak asing lagi dengan kalimat tersebut bukan? Karena memang lah benar, peran wanita dalam Islam sangatlah besar. Namun sayangnya masih banyak stigma di luaran sana yang merasa bahwa wanita diperlakukan tidak adil dalam Islam.
Tentu ini hal yang salah kaprah. Justru dalam Islam lah wanita sangat dimuliakan dan memiliki peranan yang tinggi. 
Hingga kini makin banyak yang menyuarakan ‘emansipasi wanita’ untuk menuntut kedudukan dan perlakuan yang sama seperti kaum Adam. Padahal mereka saja yang kurang atau belum mendalami bagaimana Islam telah mengatur peranan wanita. Hanya mengetahui kulitnya saja, mereka merasa mendapat perlakuan yang tidak adil. Seperti mengenai masalah warisan, perwalian, pergaulan, dan yang paling sensitif adalah masalah poligami.

Peran Wanita dan Pria Tidak lah Sama

Adil bukanlah berarti sama rata, begitu juga dalam peranan wanita dan pria yang tidak sama. Masing-masing mempunyai peranan yang berbeda dan tidak bisa disamaratakan. Para lelaki diberikan tanggung jawab yang lebih dari seorang wanita.
Tidak mungkin dalam satu bahtera terdapat dua nahkoda. Sehingga dalam suatu rumah tangga, lelaki menjadi pemimpinnya. Dimana tanggung jawab memberi nafkah keluarga berada di pundaknya. Dan wanita memiliki ‘kehormatan’ yang harus selalu dijaga.
Wanita memiliki peran yang luar biasa. Saat lahir wanita menjadi pembuka rejeki orang tuanya. Saat menikah menyempurnakan sebagian agama pasangannya. Dan setelah menjadi Ibu, pintu surga ada di telapak kakinya. Masya Allah ya.. 

Peran wanita dalam islam

Peran Wanita dalam Islam

Allah Ta’ala telah mengatur sedemikian rupa di dalam Al-Quran tentang peranan wanita. Bagaimana Allah benar-benar menjaga wanita sejak dirinya lahir, hingga kembali kepada-Nya kelak. Saat lahir, Allah telah memberikan penjagaan kepada wanita melalui orang tuanya. Setelah menikah, wanita akan ditanggung oleh suaminya. Dan setelah menjadi Ibu, wanita akan dimuliakan oleh anak lelakinya.
Agar penjagaan itu bisa kita dapatkan dengan baik, tentunya dalam menjalani kehidupan ini seorang wanita harusnya tidak jauh dari pedomannya. Yaitu Al- Quran sebagai petunjuk, dimana di dalamnya banyak sekali pembahasan mengenai wanita. Bahkan wanita diabadikan dalam satu surah di dalam Al-Quran, yaitu surah An-Nisa.

Lalu, apa saja peran wanita di dalam Islam?

1. Wanita sebagai Individu

Wanita sebagai manusia tidak berbeda dengan pria. Sama-sama sebagai hamba Allah dan mahkluk sosial. Hanya saja, masing-masing memiliki kodrat dan peranan khusus yang tidak dimiliki satu sama lain. Para lelaki wajib jihad dan shalat Jumat.  Sedang kodrat wanita itu mengandung, melahirkan, dan menyusui. 
Namun untuk perihal lain, wanita juga memiliki peran dan hak yang sama. Seperti menuntut ilmu, berdagang, memiliki harta dan mengembangkannya, ibadah haji, hingga bersosialisasi dalam lingkungan yang baik.

Wanita sebagai individu, secara personal memiliki tanggung jawab seperti:
  • Tidak menyekutukan Allah
  • Amalkan apa yang diperintahan dan meninggalkan larangan Allah, seperti menutup aurat dan larangan berdandan yang berlebihan selain di depan suami.
  • Ridha akan ketetapan Allah,selalu ikhlas dan tidak mudah mengeluh atas apa yang sedang dihadapi

2. Wanita sebagai Istri

Peran wanita sebagai istri
Saat telah menikah, wanita memiliki peranan yang tidak kalah penting. Dimana peran istri menjadi penguat suami. Hingga ada pepatah bilang,
Dibalik kesuksesan suami ada doa tulus dari sang istri. 
Betul atau betul?
Istri yang baik mampu menjadi penyejuk dan penenang hati suaminya. Kisah Ibunda Khadijah adalah teladan terbaik sebagai seorang istri. Dimana saat Rasulullah pertama kali mendapat wahyu di Gua Hira dan pulang dalam keadaaan menggigil ketakutan. Disitu Ibunda Khadijah dengan tulus menenangkan Rasululullah sambil menyelimutinya. Selain itu, masih banyak kisah romantis penuh arti lainnya yang patut kita teladani.
Pantas saja, jika peran Ibunda Khadijah tidak tergantikan oleh siapapun. Dari situlah kita bisa mengambil hikmah bagaimana seharusnya kita berperan sebagai istri. Kita wajib mendahulukan kebutuhan suami dari apapun. Dimana saat akan bepergian atau puasa sunah kita wajib meminta ijin dan restu ke suami terlebih dahulu.
Dibalik kewajiban istri kepada suami di atas, Allah Ta'ala telah memberikan kita tiket khusus untuk bisa masuk ke surgaNya, dari pintu mana saja yang kita kehendaki. 
Syaratnya pun tak banyak, hanya 4 hal saja.
  • Shalat wajib lima waktu
  • Puasa wajib saat Ramadhan
  • Menjaga kehormatan diri dan suami
  • Patuh kepada suami (selama dalam kebaikan)
Terlihat mudah bukan? Namun di poin terakhir, keimanan wanita sebagai istri sangat diuji. Dimana istri mudah sekali melupakan kebaikan-kebaikan suami saat suami melakukan satu kesalahan saja. Semoga kita dijauhkan dari sifat seperti itu ya, sehingga kita bisa mendapat tiket khusus tersebut. Aamiin

3. Wanita sebagai Ibu

“Be a good Mom, not a perfect one”
Setelah menjadi istri, kodrat seorang wanita adalah mengandung, melahirkan dan menyusui. Yang saat ini sedang menanti kehadiran buah hati, semoga Allah segerakan yaa..
Sambil menunggu waktunya tiba, sebagai wanita calon Ibu bisa mempersiapkan 3 hal ini terlebih dahulu.
  • Persiapan ruhiyah
Mempersipkan diri dalam mengelola emosi, serta memperbaiki ibadah baik kualitas maupun kuantitas.
  • Persiapan fisik
Saat mengandung dan melahirkan dibutuhkan tenaga dan kekuatan ekstra. Maka dari itu, penting sekali untuk menjaga kesehatan fisik dengan rajib berolahraga
  • Persiapan Ilmu
Menjadi Ibu tidak ada sekolahnya, namun bukan berarti kita tidak bisa mempelajari banyak ilmu tentang pengasuhan, nutrisi, dan juga ilmu-ilmu lain untuk persiapan mendidik anak.

Dengan mempersiapkan tiga hal di atas, harapannya saat telah menjadi Ibu kita mampu menjadi menjalankan kewajiban-kewajiban di bawah ini.
  • Jadi tauladan yang baik
  • Mendidik anak dengan penuh kasih sayang
  • Sabar dalam proses, sehingga tidak berharap anak bisa ini itu dalam waktu sekejap
Peran wanita sebagai ibu
Al-Ummu madrasatul ula, 
Ibu adalah sekolah utama dan pertama bagi anak-anaknya. Jadi sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai ibu, untuk terus mengupgrade diri dan menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kita.

4. Wanita dalam Peranan Sosial

Diluar peran sebagai Istri dan Ibu, wanita pun mempunyai hak untuk bersosialisasi. Dalam islam, wanita sebagai individu, istri, maupun ibu juga boleh bekerja kok…
Tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku ya. Apa saja itu?
  • Niat lurus karena Allah
  • Ijin suami
  • Tidak boleh ikhtilat
  • Tidak mengganggu keberlangsungan keluarga
Peran wanita dalam sosial
Saat ini kita bisa bekerja dan bersosialisasi dari dalam rumah. Kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi. Seperti belajar blogging, berjualan online, ikut komunitas yang saling mendukung. Serta masih banyak hal positif lainnya yang bisa dilakukan dari rumah.

Dengan ke empat peran diatas, terkadang kita dirundung kelelahan yang mampu memicu emosi. Untuk itu, alangkah baiknya kita tetap mengelola diri, waktu dan tenaga kita dengan peranan-peranan yang telah Allah Ta'ala titipkan.

Tips Tetap Waras dalam Menjalani Beberapa Peran

1. Atur waktu dan disiplin

Saat di bangku sekolah dahulu, kita pasti sering sekali mendapat tugas untuk membuat jadwal kegiatan harian. Ternyata jadwal harian itu sangat penting dan bisa terus kita lakukan hingga kita menjadi orang tua. Buatlah jadwal yang fleksibel tapi terarah. 
Saat jadwal sudah disusun, jangan lupa untuk disiplin melakukannya. Karena akan percuma jika apa yang telah diagendakan tidak komitmen dilakukan.

2. Tentukan skala prioritas

Dengan banyaknya aktifitas dan tanggung jawab yang kita pikul, pilihlah skala prioritas terlebih dahulu. Jika dirasa sudah mulai diluar kendali, delegasikan beberapa tugas pada support system yang ada. 
Seperti saat hectic dengan beberapa agenda yang urgent, urusan masak bisa pesan delivery order terlebih dahulu. Saat badan sedang kurang sehat, tapi dibayang-banyangi setrikaan yang menumpuk, bisa menggunakan jasa laundry terlebih dahulu. Jika pun tidak memungkinkan karena kendala biaya, bisa tunda atau minta bantuan suami.

3. Fokus dengan apa yang dikerjakan

Menjadi seorang ibu dengan tugas berlipat ganda, akan muncul keinginan dan kemampuan untuk mengerjakan beberapa pekerjaan di waktu yang bersamaan. Terkadang memang cukup menghemat waktu, namun sebenarnya hal ini kurang baik untuk dilakukan secara terus menerus. Jadi, stop multitasking dan fokuslah dengan hal yang sedang dikerjakan.

4. Jaga kesehatan fisik 

Dengan tugas dan amanah yang kita pikul, penting sekali untuk menjaga kesehatan fisik agar bisa lebih optimal. Alokasikan waktu untuk berolahraga setiap hari. Hanya dengan rutin berolahraga 10 menit setiap hari, maka kondisi fisik akan lebih terjaga. Selain itu, penting juga untuk menjaga asupan makanan dan kebutuhan mineral kita. 
Terakhir,  (yang mana masih menjadi PR buat ku pribadi) adalah kurangi begadang. Begadang memanglah jalan ninja untuk bisa menyelesaikan pekerjaan tambahan atau hobi kita saat sudah menjadi seorang Ibu. 
Tapi jangan sampai kebablasan yaa…Agar fisik tetap sehat dan aktifitas semakin optimal, cukupi waktu istirahat dengan tidur yang berkualitas.

Dengan peranan yang beragam inilah, menjadi ladang kita untuk terus mengumpulkan bekal kembali kepadaNya.
Jangan amanah yang dikurangi, tapi perjuangan yang seharusnya ditambah.

Yuks, semangat bersama dengan tugas dan peranan kita saat ini. Tulisan ini menjadi pengingat diri dan motivasi untuk terus mengoptimalkan diri dengan peran-peran wanita dalam Islam yang telah dijabarkan di atas. Semoga Allah Ta'ala mampukan dan istiqomahkan kita untuk tetap menjalankan fitrah kita sebagai wanita.

Iva C Wicha
Parenting Enthusiast, Happy to share #FunLearning idea for Kids on my Instagram, Email: ivacwicha@gmail.com

Related Posts

14 komentar

  1. Masya Allah mbak,,gambarnya bagus,,dan isi tulisannya reminder banget "Jangan amanah yang dikurangi, tapi perjuangan yang ditambah" Jleb banget ini,,huhu

    BalasHapus
  2. Keren bgt infografisnya mb.. auto melek mata liatnya..

    BalasHapus
  3. Isi tulisannya mantap banget, dan itu berlaku sepanjang hayat dikandung badan

    BalasHapus
  4. Berasa jalan² dirumah tangga sendiri nih mbak baca ulasannya ,,,aaaargh jadi ngaca

    BalasHapus
  5. Ternyata mom Iva purple lover ini.. Eh benerr kan?? Ku syukaaa!!
    Adeeemm banget bacanya, aku semacam menemukan oase ditengah gurun. Ternyata multitasking ga bagus juga ya.. Tapi aku banyakan pake third party juga sih buat bantuin dirumah biar ga stress akunya.

    BalasHapus
  6. wah, tips nya bikin tetep waras nih..hihi..
    Makasih informasi dan tipsnya buatku selalu ingat ..

    BalasHapus
  7. MasyaaAllah reminder sekali isinya, benar2 membuka pikiran. Terima kasih ya mba sudah menuliskan ini

    BalasHapus
  8. Masya Allah lengkap pisan. Itu listrasi full mbak. Luarbiasa. Bikinnya mantenginnya. Keren mbak mbak iva totalitas uey

    Huhuhu.. membaca kalimat bagi yang sedang menunggu buah hati..peluk mereka satu satu.
    Semga alloh kasih di waktu yg tepat aamiin.

    Makasih y mbak, tulisannya penuh ibrah

    BalasHapus
  9. wah diingetin lagi nih biar ga fokus di salah satu peran dan ninggalin peran lainnya, makasih banget pengingatnya, gambarnya bagus banget

    BalasHapus
  10. Bener banget. Banyak yang salah kaprah tentang emansipasi wanita. Padahal adil itu bukan berarti sama, namun sesuai porsinya. Semoga tulisan ini sampai ke banyak pembaca. Bagus mba :')

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah, dapat pencerahan baru tentang ilmu keluarga. Terima kasih MB, btw, design nya keren bingit mb.

    BalasHapus
  12. Islam tuh udah mengatur semuanya ya mba bahkan peran wanita. Kadang kita aja yang nggak memahami dan merasa semua itu nggak adil :")

    BalasHapus
  13. Kadang nie ya.. Yang terjadi di aku itu, tugas domestik aja udah bejibun, tapi demen banget nyambi ini itu diranah publik. Kadang ya tepar juga wkwk, emang harus pinter ngatur waktunya sih.

    BalasHapus
  14. Multitasking. Aku paling susah ngerjain banyak hal dalam satu waktu. Ternyata multitasking memang ga baik

    BalasHapus

Posting Komentar