ivacwicha-header

Jurnal Syukur 2022, Siap Sambut tahun 2023

1 komentar
Konten [Tampil]

Tak terasa ya, sudah di penghujung tahun kembali. Rasanya belum lama membuat blog plan untuk tahun 2022. Ternyata sudah saatnya untuk ✔checklist dan membuat planning serta goals untuk tahun baru yang tinggal beberapa hari lagi ini.

Akhir tahun yang dahulu dinanti dan dirayakan kebanyakan orang (termasuk aku). Kini menjadi moment yang penuh dengan perenungan buatku. Ditambah banyaknya bencana alam yang silih berganti di penghujung tahun ini. Apalagi salah satu temanku bernama Teh Okti, seorang Blogger Cianjur yang terdampak gempa dan harus menetap sementara do pengungsian. 

Satu sisi merasakan duka, namun sisi lain juga harus bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Rasanya tak ada lagi keinginan untuk menjadikan akhir tahun menjadi sebuah perayaan. Tapi jadi saat yang tepat untuk intropeksi diri sekaligus membuat perencanaan untuk tahun ke depan. 

Berbeda dengan penghujung tahun lalu, dimana aku menuliskan tentang bagaimana agar resolusi bisa terealisasi. Kali ini aku akan menuliskan sebuah jurnal syukur atas apa saja yang aku lewati selama tahun 2022 ini.

Membuat jurnal syukur punya banyak manfaat lho, apalagi jika dituliskan setiap hari. Dengan menuliskan hal-hal baik (atau bahkan tidak pada awalnya), akan membawa dampak positif yang lebih banyak untuk kehidupan jangka panjang. Loh, loh, loh, kok bisa?

Hayoo, perbaiki dulu yuks konsepnya. Bukan karena nikmat yang membuat kita bersyukur. Tapi dengan bersyukur itulah, maka semua menjadi terasa lebih nikmat. Bahkan dalam sebuah ayat AL-Quran, Allah berfirman:
‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, barangsiapa mensyukuri nimat-Ku, maka akan Ku tambah. (QS. Ibrahim:7)
Pun sebaliknya, barang siapa melupakan bahkan mengingkari nikmat-Nya, maka siap-siap dengan azab-Nya yang pedih. Naudzubillah min dzalik.

Bersyukur bukan hanya sekadar mengucapkan hamdallah, “alhamdulillah” saja. Jika mengutip dari salah satu kajian online Ustadz Adi Hidayat,
Syukur itu upaya menggunakan semua nikmat yang Allah titipkan, sesuai dengan apa yang Allah inginkan, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jadi alangkah baiknya dalam setiap kejadian yang dialami, harusnya membuat diri kembali ingat dan lebih mendekat kepada Allah. Dengan menuliskan hal-hal yang bisa disyukuri membuat diri lebih ingat dengan nikmat dari-Nya. Sehingga membuat diri semakin semangat untuk terus melakukan kebaikan. 

Jurnal syukur baiknya memang dituliskan setiap hari. Tak perlu mencari hal spesial untuk dituliskan, bahkan dari hal yang paling sederhana pun bisa. Seperti bangun tidur dengan tubuh yang sehat, anak-anak makan dengan lahap, atau hal lainnya. 

Jurnal Syukur 2022 ala The Thoght Journal

Yups, blog ini memang menjadi jurnal elektronik untuk ku yang semoga bisa membawa manfaat untuk yang membacanya. Termasuk dalam jurnal syukur tahun ini. Waktu yang cepat sekali berlalu, membuat banyak hal terasa terlewati begitu saja.

Padahal jika di flash back kembali, banyak sekali hal indah yang patut disyukuri. Jangan biarkan diri meratapi nasib yang terasa begini begitu saja. Di balik itu semua, ada banyak hal yang bisa dijadikan bahan pembelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari (jika mau berpikir #jleb).

Untuk itu, yuks segera ingat dan renungi kembali. Akan ada banyak hal yang bisa membuka pikiran dan semangat baru. Dengan begitu akan memotivasi diri untuk terus upgrade diri dan tidak terlena dalam hal yang kurang bermanfaat (lagi).

#1 January: Azka pending sekolah

Loh kok pending sekolah jadi hal yang disyukuri sih? Jadi begini ceritanya, bulan Desember aku survei beberapa Taman Kanak-kanak dan akhirnya mendaftar di salah satu TK yang cocok. Tapi ternyata, tak berselang lama muncul varian baru COVID-19.

Setelah menimbang-nimbang kembali, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan homeschooling secara Islami untuk Azka dan tahun depan langsung masuk ke jenjang TK-B. Lumayan kan jadi hemat uang sekolah satu tahun. Plus ga perlu repot anter jemput Kakak sambil ajak newborn. Nikmat banget kan!

#2 February: Healing tipis-tipis ke Bandung

Saat hamil aku merasakan mual dan banyak keluhan kehamilan lainnya hingga trimester ke-2. Jadi setelah memasuki trimester terakhir, aku sempatin untuk babymoon sejenak ke kota tetangga. Meski hanya 2 hari 1 malam di Bandung, sudah berhasil me-refresh pikiran dari kejenuhan di rumah selama 24jam. Azka pun sangat senang menikmati perjalanannya setelah beberapa tahun tanpa bepergian jauh karena pandemi.

#3 March: Belanja Hemat keperluan lahiran

Menjelang persalinan anak ke-2, berbelanja kebutuhan bayi adalah hal yang ditunggu-tunggu. Setelah membongkar barang-barang milik Azka saat bayi dulu, masih ada beberapa kebutuhan yang harus dibeli baru. Pas banget, ada event Mom & Baby Fair di salah satu Mall yang tak jauh dari rumah. Langsung deh meluncur dan dapetin banyak diskon yang menguntungkan.

#4 April: Azka punya Adek perempuan

Alhamdulillah, setelah beberapa drama dan kegalauan lahiran caesar atau normal. Akhirnya bayi yang ditunggu-tunggu lahir juga. Dengan persalinan normal namun dengan induksi, anak ku lahir dengan berat badan 3,83 kg. Menambah kebahagiaan aku dan keluarga, anak kedua ku lahir dengan jenis kelamin perempuan dan diberi nama Kayra yang artinya kebaikan.

#5 May: Lebaran kumpul keluarga tanpa mudik

Jika biasanya Lebaran saatnya untuk mudik ke kampung halaman. Berbeda dengan tahun ini dimana keluarga dari Semarang yang mengunjungi kami di Bekasi. Semua berkat kelahiran cucu yang hadir di tengah-tengah kami. Tak mungkin donk, bayi newborn diajak mudik?

#6 June: Pergi berduaan dengan suami

Moment yang sulit terjadi setelah memiliki buah hati adalah bepergiaan berdua dengan suami. Maklum tinggal di perantauan tanpa ART, jadi sulit sekali punya kesempatan untuk itu. Apalagi setelah lahiran. Berhubung saat itu ada Kakak yang berkunjung ke rumah, akhirnya bisa menitipkan anak-anak sebentar. Itupun untuk keperluan ke rumah sakit untuk periksa ke dokter, hahaha.

#7 July: Kayra panggil Umma

Belum genap 3 bulan, Alhamdulillah Kayra sedang di tahap senang mengeluarkan suara alias ‘ngoceh’. Biidznillah, Kayra seringkali mengeluarkan suara yang sangat jelas menyebutkan kata “Umma”. Apalagi saat dicuekin atau minta nen. Jadi impas deh, karena dulu waktu bayi Azka kata pertama yang diucap “Babah” (panggilan untuk suamiku).

#8 August: Jalan-jalan ke BSD

Bulan kemerdekaan bangsa Indonesia ini, aku mengikuti playdate sekaligus lomba 17an bersama komunitas parenting yang aku ikuti. Meski acaranya cukup jauh dari rumah, tapi senang sekali dengan kemeriahan acara dan jumpa dengan para Ibu hebat disana. Azka pun sangat menikmati lomba 17an pertamanya. Sepeulang acara lanjut jalan-jalan di sekitar BSD yang banyak tempat kece disana.

#9 September: Ikut kajian offline

Setelah pandemi berakhir dan mulai kembali normal. Banyak acara online yang kembali digelar secara offline, termasuk kajian. Setelah 2 tahun lamanya, akhirnya bisa mengikuti kajian offline bersama Ummu Balqis, founder kelas online Bengkel Diri dan juga Kauniyah Oil. Benar-benar beda vibes-nya ikut kajian offline apalagi bisa berswafoto dengan Ummu Balqis langsung.

#10 October: Alhamdulillah laptop baru

Berasa jadi anak sekolah lagi yaa, hehehe. Masih ingat dulu pertama kali beli laptop untuk kuliah dengan hasil kerja sendiri. Setelah 10 tahun berselang, Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk bisa membeli laptop kembali dengan hasil uang sendiri tuh double happy rasanya. 

Apalagi setelah bersabar hampir dua tahun menggeluti dunia blogging dengan modal pinjam laptop pak suami. Akhirnya memutuskan untuk membeli laptop pribadi. Harapannya dengan laptop baru, makin semangat lagi untuk ngeblog, aamiin.

#11 November: Azka lulus jadi Balita

Alhamdulillah, anak pertama ku sudah ga balita lagi! Antara senang dan sedih, mungkin haru lebih tepatnya. Satu sisi bersyukur sudah melewati masa krusial seorang anak, namun satu sisi harus lebih siap juga dengan berbagai tantangan perkembangan anak generasi Alpha. Semoga home eduaction yang sudah dilalui sebelumnya, bisa menjadi bekal ya Naak.

#12 December: Kayra tumbuh gigi

Bulan terakhir tahun ini sungguh menguji iman dan kesabaran ku. Banyak sekali rencana yang tidak terealisasi karena satu dan lain hal. Rasanya sempat kecewa berat dan tidak bersemangat melakukan rutinitas. Alhamdulillah rasa itu tidak bertahan lama dan aku jadikan sebagai reminder untuk bisa back to track atas kefuturan pada diri.

Di kala banyak anak-anak lain yang mengalami batuk pilek dan demam yang silih berganti. Harusnya aku terus bersyukur karena anak-anak tumbuh sehat dan ceria selama satu tahun ini. Ditambah lagi Kayra sudah mulai tumbuh gigi di usia yang belum genap 8 bulan. Tinggal siap-siap saja dengan serangan ‘piranha’ saat menyusui, hahaha.

Setelah merenungi hal dan kejadian yang dialami dari bulan ke bulan selama satu tahun ini. Membuat aku tersadar, bahwa akan ada hal yang bisa disyukuri jika mau berpikiran secara positif. Hidup akan lebih mudah dan nyaman, daripada terus menyesali dan merapi nasib. Kuncinya adalah sabar dan syukur. Satu hal lagi, jangan pernah berharap pada orang lain. Termasuk suami, orang tua, anak, atau saudara. Karena berharap kepada makhluk-Nya, maka siap-siaplah untuk kecewa. 

Yuks, yuks semangat menyambut tahun yang baru dengan pribadi yang lebih baik lagi, lagi, dan lagi!

Iva C Wicha
Parenting Enthusiast, Happy to share #FunLearning idea for Kids on my Instagram, Email: ivacwicha@gmail.com

Related Posts

1 komentar

  1. Semangat untuk sambut tahun 2023 ya mbak. Be bettee dari tahun lalu. Btw, kok ke Bandung gak barakabar padahal bisa meet up heee

    BalasHapus

Posting Komentar